ceritakan teman-temanmu
dongeng sebelum tidur
Si Hansel Dan Si Gretel
Hansel Dan Gretel
Pada zaman dahulu di sebuah desa
hiduplah sebuah keluarga bahagia. Mereka mempunyai dua orang anak yang manis,
namanya Hansel dan Gretel. Suatu ketika Ibu tercinta meninggal karena sakit.
Sejak kematian sang Ibu, mereka selalu bersedih sepanjang hari.
Agar mereka tidak bersedih, kemudian
Ayah mengambil Ibu baru untuk menghIbur mereka. Ternyata Ibu baru ini sangat
jahat dan memperlakukan mereka dengan buruk. Dari pagi hingga petang mereka
disuruh terus bekerja dan hanya diberi makan satu kali.
Musim kemarau pun tiba, dan mereka tidak
mempunyai makanan apa-apa. Sang Ibu menyuruh anak-anak untuk dibawa ke hutan
dan meninggalkannya di sana.
Ayah sangat terkejut mendengarnya ”
Bicara apa kau, apa kau ingin anak-anak mati?“
”Kau ini memang bodoh, kalau kita tidak melakukannya, kita semua akan mati!”
”Kau ini memang bodoh, kalau kita tidak melakukannya, kita semua akan mati!”
Sementara itu dari balik kamar , Hanseldan Gretel mendengarkan pembicaraan mereka. Mereka ketakutan dan Gretel pun
menangis.
Akhirnya Ayah tidak bisa berbuat apa-apa karena istrinya terus mendesaknya.
“Ah… apa kita akan mati di hutan ?! “
” Ssst.., aku punya ide bagus, ” ucap Hansel. Lalu ia keluar rumah dan mengumpulkan batu-batu kecil putih yang bila terkena cahaya bulan, akan bersinar.
Akhirnya Ayah tidak bisa berbuat apa-apa karena istrinya terus mendesaknya.
“Ah… apa kita akan mati di hutan ?! “
” Ssst.., aku punya ide bagus, ” ucap Hansel. Lalu ia keluar rumah dan mengumpulkan batu-batu kecil putih yang bila terkena cahaya bulan, akan bersinar.
Pada esok paginya dengan berteriak
keras, Ibunya membangunkan Hansel dan Gretel. Sebelum berangkat ia memberikan
sepotong roti kepada mereka. Setelah itu semua berangkat menuju hutan.
Sambil berjalan Hansel membuang batu
kecil putih satu per satu yang ada dalam kantongnya.
Karena berjalan sambil menoleh ke belakang, Ayah menjadi curiga.
” Sedang apa, Hansel? “
” Aku sedang memandang kucing yang ada di atas rumah,” jawab Hansel berbohong. Lalu tibalah mereka di tengah hutan.
Karena berjalan sambil menoleh ke belakang, Ayah menjadi curiga.
” Sedang apa, Hansel? “
” Aku sedang memandang kucing yang ada di atas rumah,” jawab Hansel berbohong. Lalu tibalah mereka di tengah hutan.
Ayah dan Ibunya pergi ke hutan yang
lebih jauh lagi untuk menebang kayu dan meninggalkan mereka.
Rasa sedihpun berganti gembira setelah di tengah hutan Hansel menemukan seekor kupu-kupu dan Gretel membuat kalung dari bunga. Mereka sangat gembira karena bisa bermain-main bersama teman baru mereka seperti kelinci, bajing dan burung-burung kecil.
Rasa sedihpun berganti gembira setelah di tengah hutan Hansel menemukan seekor kupu-kupu dan Gretel membuat kalung dari bunga. Mereka sangat gembira karena bisa bermain-main bersama teman baru mereka seperti kelinci, bajing dan burung-burung kecil.
Tanpa terasa waktu berlalu, mataharipun
mulai tenggelam dan hari mulai gelap. Suara burung-burung yang indah kini
berganti dengan suara angin yang berdesir.
Gretel menangis tersedu-sedu karena
takut. Hansel berkata menenangkan, “Jangan menangis, jika cahaya bulan muncul,
kita pasti akan pulang dengan selamat “.
Tak lama kemudian, dari sela-sela pohon
muncullah cahaya bulan yang bersinar dengan terang. Hansel segera mengajak
Gretel untuk pulang ke rumah.
Hansel memegang tangan Gretel dan
menyusuri jalan di hutan tanpa ragu-ragu.
” Kak, bagaimana bisa berjalan tanpa
bingung di hutan yang gelap seperti ini?”
“Oh… batu kecil putih yang kujatuhkan ketika kita datang, bersinar karena kena sinar bulan dan itu akan menolong kita pulang ke rumah.”
“Oh… batu kecil putih yang kujatuhkan ketika kita datang, bersinar karena kena sinar bulan dan itu akan menolong kita pulang ke rumah.”
Tibalah mereka di rumah, sang Ibu heran
melihatnya dan mencari tahu bagaimana mereka bisa sampai di rumah dengan mudah.
Ketika ia membuka pintu, ia melihat batu kecil putih yang bersinar. Agar mereka
tidak bisa mengumpulkan batu putih itu lagi, Ibu mengunci pintu kamar mereka.
Hansel dan Gretel menjadi panik karenanya.
Sebelum tidur mereka berdoa pada Tuhan, meminta perlindungan.
Sebelum tidur mereka berdoa pada Tuhan, meminta perlindungan.
Keesokan harinya seperti kemarin, Ibu
membangunkan mereka dan membawa mereka ke hutan. Hansel tidak kehabisan akal.
Dengan terpaksa ia mencuil-cuil potongan roti dan menjatuhkannya di jalan
sambil berjalan.
Tapi malang, jejak yang sudah dIbuatnya
susah payah dimakan oleh burung-burung kecil. Sampailah mereka di dalam hutan.
Kembali Ayah dan Ibunya meninggalkan mereka dan masuk ke hutan yang lebih jauh.
Merekapun bermain-main dengan binatang-binatang di dalam hutan.
Merekapun bermain-main dengan binatang-binatang di dalam hutan.
Akhirnya malampun tiba. Ketika cahaya
bulan mulai bersinar mereka beranjak pulang. Dengan susah payah dicarinya
potongan-potongan roti sebagai petunjuk jalan untuk pulang ke rumah.
” Kak, apa yang telah terjadi dengan potongan-potongan roti itu ?” teriak Gretel cemas.
” Mungkin dimakan oleh burung -burung kecil “
” Uhh.., kalau begitu kita tidak bisa pulang ke rumah.”
” Kak, apa yang telah terjadi dengan potongan-potongan roti itu ?” teriak Gretel cemas.
” Mungkin dimakan oleh burung -burung kecil “
” Uhh.., kalau begitu kita tidak bisa pulang ke rumah.”
Di dalam hutan bergema suara lolongan
keras. Mereka berdua amat ketakutan. “Kak, aku takut, apa kita akan mati!”
Gretel mulai menangis.
” Jangan khawatir dik, Ibu yang ada di surga pasti menolong kita.”
” Jangan khawatir dik, Ibu yang ada di surga pasti menolong kita.”
Karena lelah, mereka akhirnya tertidur
dengan pulas di bawah pohon. Cahaya matahari pun mulai bersinar dan mengenai
wajah mereka. Hansel dan Gretel terbangun dan disambut suara kicauan burung.
Tiba-tiba mereka mencium bau masakan
yang lezat. Segera mereka berlari ke arah datangnya bau lezat itu. Seperti
mimpi mereka melihat rumah kue, atapnya terbuat dari tart, pintunya dari
coklat, dan dindingnya dari biskuit.
Cepat-cepat mereka mendekati rumah itu
dan memakannya.
Tiba-tiba terdengar suara keras yang bergetar.
Tiba-tiba terdengar suara keras yang bergetar.
“Siapa itu, berani memakan rumah kue
kesayanganku?”, muncullah seorang nenek sihir tua dengan wajah menyeramkan
serta mata merah yang bersinar, lalu menangkap mereka berdua.
” Hi… Hi…. Hi…. anak-anak yang lezat, sebagai hukuman karena telah memakan rumput kue kesukaanku, aku akan memakan kalian.”
Dengan kasar nenek sihir itu menyeret Hansel masuk ke dalam penjara. Setelah itu ia berkata kepada Gretel,
“Mula-mula aku akan menggemukkan anak laki-laki itu, lalu aku akan memakannya. “
“Sekarang kau buat makanan yang enak biar makannya banyak! “
” Hi… Hi…. Hi…. anak-anak yang lezat, sebagai hukuman karena telah memakan rumput kue kesukaanku, aku akan memakan kalian.”
Dengan kasar nenek sihir itu menyeret Hansel masuk ke dalam penjara. Setelah itu ia berkata kepada Gretel,
“Mula-mula aku akan menggemukkan anak laki-laki itu, lalu aku akan memakannya. “
“Sekarang kau buat makanan yang enak biar makannya banyak! “
Nenek sihir itu sudah tua sekali dan
matanya mulai rabun. Pada saat itu Hansel dan Gretel saling berpegangan tangan
memberi semangat supaya mereka tabah.
” Tabahlah Gretel, Ibu yang ada di surga pasti melindungi kita “.
” Tabahlah Gretel, Ibu yang ada di surga pasti melindungi kita “.
Suatu hari nenek mendekati penjara
Hansel untuk melihat apakah tubuh Hansel sudah menjadi gemuk atau belum.
“Aku lapar, sudah seberapa gemuk tubuhmu, ayo ulurkan tanganmu! “
Hansel yang pintar tidak kehilangan akal, ia mengetahui kalau mata nenek sudah rabun segera dikeluarkannya tulang sisa makanan kepada nenek yang rabun lalu nenek memegangnya.
“Aku lapar, sudah seberapa gemuk tubuhmu, ayo ulurkan tanganmu! “
Hansel yang pintar tidak kehilangan akal, ia mengetahui kalau mata nenek sudah rabun segera dikeluarkannya tulang sisa makanan kepada nenek yang rabun lalu nenek memegangnya.
Betapa kecewanya nenek karena sedikitpun
Hansel tidak bertambah gemuk. Karena kecewa lalu ia bermaksud untuk memakan
Gretel. Kemudian Gretel disuruh membakar roti.
Selagi Gretel menyalakan api di tungku, si nenek mencoba mendorongnya ke nyala api.
Selagi Gretel menyalakan api di tungku, si nenek mencoba mendorongnya ke nyala api.
Untunglah Gretel mengetahui maksud
nenek, cepat-cepat ia berbalik pergi ke depan tungku.
“Nek, aku tidak bisa membuka tutup tungku ini.” Nenek sihir tidak sadar kalau ia sedang diperdaya Gretel dan ia membuka tutup tungku.
“Nek, aku tidak bisa membuka tutup tungku ini.” Nenek sihir tidak sadar kalau ia sedang diperdaya Gretel dan ia membuka tutup tungku.
Tanpa membuang kesempatan, Gretel
mendorong nenek ke tungku.
“Ahh… tolonggg…. panassss!” teriak nenek kesakitan. Gretel tidak memperdulikan teriakan nenek malah dengan cepat ia menutup pintu tungku, lalu berlari ke arah penjara untuk menolong Hansel.
“Gretel, kau berhasil. Ibu yang di surga telah melindungi kita.” Karena bahagia mereka berpelukan.
“Ahh… tolonggg…. panassss!” teriak nenek kesakitan. Gretel tidak memperdulikan teriakan nenek malah dengan cepat ia menutup pintu tungku, lalu berlari ke arah penjara untuk menolong Hansel.
“Gretel, kau berhasil. Ibu yang di surga telah melindungi kita.” Karena bahagia mereka berpelukan.
Ketika akan pergi dari rumah kue tanpa
sengaja mereka menemukan banyak harta karun. Setelah itu mereka keluar rumah,
tetapi malang jalan itu terpotong oleh sungai besar.
Mereka menjadi bingung. Saat itu entah
dari mana datangnya tiba-tiba muncul seekor angsa cantik.
”Ayo, naiklah ke punggungku, ” ucap angsa itu ramah. Satu per satu angsa itu mengantarkan mereka menyeberang sungai. Setelah sampai, angsa itu menunjukkan jalan bagi mereka berdua dari atas langit. Sampailah mereka di batas hutan.
”Ayo, naiklah ke punggungku, ” ucap angsa itu ramah. Satu per satu angsa itu mengantarkan mereka menyeberang sungai. Setelah sampai, angsa itu menunjukkan jalan bagi mereka berdua dari atas langit. Sampailah mereka di batas hutan.
Tanpa mereka ketahui sebenarnya angsa
itu adalah Ibu mereka yang ada di surga. Angsa itu kemudian menghilang. Setelah
itu muncullah Ayah mereka yang sangat cemas.
“Anak-anakku tersayang, maafkanlah Ayah. Ayah tidak akan meninggalkan kalian lagi “.
“Anak-anakku tersayang, maafkanlah Ayah. Ayah tidak akan meninggalkan kalian lagi “.
Lalu Ayah menceritakan kepada mereka
bahwa Ibu tiri yang jahat sudah meninggal karena sakit. Akhirnya mereka pun
hidup bahagia selamanya
Terima kasih anda telah berkenan membaca artikel Hansel dan Gretel, semoga dapat menghibur anda
Terima kasih anda telah berkenan membaca artikel Hansel dan Gretel, semoga dapat menghibur anda
Post a Comment